Peradaban Islam Di Spanyol
I.
Sejarah
Penguasaan Islam di Andalusia/Spanyol
Pada masa pemerintahan Umayyah I
dari Damaskus, pemerintahan Islam memasuki Andalusia untuk pertama kalinya,
tetapi sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam menguasai Afrika Utara dan
menjadi provinsi Umayyah. Pada masa Khalifah Abdul Malik pada tahun (685-705 M)
mengambil kendali penuh atas Afrika Utara. Khalifah Abdul Malik menunjuk Hasan
ibn Numan al-Ghasani sebagai gubernur wilayah tersebut. Pada masa pemerintahan
Khalifah al-Walid, Hasan ibn Numan digantikan oleh Musay ibn Nushar. Pada masa
pemerintahan al-Walid, Musay ibn Nushar memperluas wilayahnya dengan merebut
Aljazair dan Maroko. Secara terpisah, dia menyelesaikan penaklukan bekas tanah
barbar di wilayah pegunungan, berjanji bahwa mereka menyatakan kesetiaan mereka
dan tidak menimbulkan malapetaka seperti sebelumnya, dan menjadi salah satu
provinsi Kekhalifahan Umayyah. Butuh waktu 53 tahun. Dimulai dari tahun 30 H
(pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (pemerintahan
Al-Walid). Sebelum ditaklukkan dan diperintah oleh Islam, wilayah tersebut
merupakan basis kekuatan Kekaisaran Romawi, Kerajaan Gothic. Kerajaan ini
sering memprovokasi penduduknya untuk memberontak dan menentang kekuasaan
Islam. Begitu wilayah itu benar-benar terkendali, umat Islam mulai mengalihkan
perhatian mereka ke penaklukan Spanyol.
Tiga pahlawan Islam yang akrab
dengan peristiwa bersejarah ini adalah Tarif ibn Malik, Tariq ibn Ziyad dan
Musay ibn Nushair. Tentu saja, pelaksana utama ekspansi Islam ke Andalusia pada
tahun adalah Tariq ibn Ziyad. Dengan bantuan 12.000 tentara, Tariq dengan gagah
berani menaklukkan kota-kota penting Andalusia seperti Granada, Toledo, dan
Cordoba. Penyebaran Islam di Andalusia pada tahun ditentang oleh Raja Roderic,
penguasa Andalusia saat itu. Namun demikian, pasukan Tariq perlahan mampu
menahan Roderic. Pertikaian antara Raja Roderic dan Kristen Arya di Andalusia
merupakan faktor lain yang memfasilitasi misi penaklukan Thariq. Konflik
dimulai pada tahun dengan kebijakan Raja Roderick, yang memimpin rakyatnya
untuk mempercayai Trinitas. Paksaan raja terhadap rakyat berakhir dengan
penindasan terhadap orang-orang Kristen Arian. Karena kejadian ini, salah satu
pemimpin Kristen Arian meminta bantuan kepada komandan Tariq ibn Ziyad. Perang
antara Tariq ibn Ziyad dan Raja Roderick akhirnya pecah pada tanggal 19 Juli
711 M M di muara Sungai Barbae di tepi Laguna Janda. Pasukan Roderick jauh
kalah jumlah, mencapai 25.000, tetapi komandan Tariq ibn Ziyad mampu
menggulingkannya hanya dengan pasukan berjumlah 12.000 orang. Beberapa sumber
menyebutkan bahwa kemenangan ini diraih terlepas dari kepintaran Thariq ibn
Ziyad dalam pertempuran tersebut. Juga karena perpecahan kubu Raja Roderick
Pengkhianatan lawan politik Roderick yang dipimpin oleh Uskup Opus menjadi
faktor utama penyebab terpecahnya kubu Roderick. Dalam peristiwa itu, Raja
Roderick terpaksa menerima kekalahan.[1]
II. Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol
Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol Bani Umayyah mewarisi kecakapan
untuk memanfaatkan benda-benda yang masih bisa digunakan untuk membangun
peradaban Umayyah di Andalusia. Abdurrahman juga membangun Rufasa, taman indah
dengan pohon-pohon palem yang menjulang tinggi di Andalusia. Untuk mengimbangi
kemegahan Masjidil Haram dan Masjidil Umar di Jerussalem yang dikuasai oleh
Bani Abbasiyah, ia membangun Masjid Cordova pada 786 M, sebuah masjid yag tidak
kalah indah, yang dibangun dari sisa-sisa Gereja peninggalan Ferdinand III. Abdurrahman
II (821-852) membangun peradaban ilmu dengan mengimpor buku-buku ilmu
pengetahuan dari Alexandria, Damaskus dan Bahgdad ke Andalusia.[2]
Masa Abdurrahman II ditandai dengan penemuan-penemuan di bidang
teknologi yang sebenarnya diniatkan untuk memudahkan urusan ibadah kaum Muslim.
Penemuan-penemuan teknologi ini melibatkan banyak komponen masyarakat, mulai
dari pencarian literatur-literatur tentang teknologi sampai ke Baghdad,
diantaranya terjemahan karya-karya Euclides The Element, Archimedes On the
Sphere and Cylionde, Appolonius the Coniucs atau Ptolomy, Amagest. Peradaban
Andalusia mengembangkan ilmu kesehatan, ilmu ukur, optika, arsitekstur dan ilmu
bintang untuk penanggalan. Pasa masa itu Arsitektur menjadi salah satu puncak
peradaban ilmu Andalusia.[3]
Pembangunan peradaban ilmu di Andalusia dapat maju karena beberapa
faktor yang mendukung. Pertama, masa itu antara ilmu dan agama tidak terjadi
pertentangan. Kedua, pembangunan peradaban ilmu di Andalusia memang memiliki
keuntungan terhadap pengaruh ajaran-ajaran Islam yang meninggikan ilmu
pengetahuan dan sedikit pengaruh pada warisan bangsa Visigoth. Ketiga,
membangun peradaban ilmu di Andalusia, khususnya pada masa Abdurrahman I
(756-788 M) sampai Al-Qasin Al-Ma’mun (1018-1021 M) mengalami masa damai dan
kecil ada peperangan.[4]
Diantara ekspansi ilmu pengetahuan pada masa kekuasaan di spanyol adalah
filsafat, bahasa adan sastra, arsitektur, ekonomi dan lain-lain.[5]
III.
Kemunduran
Peradaban Islam di Spanyol
Adapun yang
menjadi faktor kemunduran Islam di Spanyol, terdapat beberapa penyebab bagi
terjadinya kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol ialah sistem pengangkatan
ke Khalifahan kurang jelas. Anggota keluarga bani Umayyah saling memperebutkan
kekuasaan, mereka saling mengklaim dirinya bahwa merasa lebih berhak untuk
menjadi khalifah, di samping itu pula boleh jadi dikalangan pembesar-pembesar
kerajaan yang bukan dari kalangan mereka juga berambisi menduduki kekhalifahan.
Sepeninggal Mulk Al-Mansur yang berkuasa sejak tahun 976-1003 M maka terjadilah
kemelut yang berkelanjutan didalam perebutan kekuasaan sampai daulat Umayyah di
Spanyol runtuh, peristiwa ini dalam tempo 29 tahun saja sepeninngal Mulk
Al-Manshur yaitu antara tahun 393/1003 M dengan 422/1031 M. Semua kejadian
tersebut menandakan bahwa peralihan dari satu khalifah ke khalifah berikutnya
tidak ada peraturan yang mengikat, akibatnya di antara keluarga istana merasa
punya hak untuk menduduki jabatan khalifah, sehingga dengan mudah terjadi
perebutan kekuasaan di antara keturunan-keturunan bani Umayyah, yang datang
kemudian lebih lemah dari pada yang terdahulu, perang saudara tak terhindarkan,
padahal mereka sesama umat Islam. Terkait mundurnya peradaban Islam di spanyol
meliputi, munculnya kerajaan-kerajaan kecil, fanatisme kesukuan, konflik sesama
Muslim, konflik dengan Kristen, letak geograis yang terpencil, serta hapusnya
islam di Andalusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Faidi. “Sistem Kekhalifahan dan Konstruksi
Budaya Politik Arab” 13 (2018).
Saputri, Itsnawati Nurrohmah. “Daulah Umayyah di Andalusia dan Hasil Budayanya.” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 4 (2021).
Setiawan, Iwan. “Peradaban Ilmu Andalusia : Masa Puncak dan Kehancurannya.”.” IAIN Syekh Nurjati Cirebon 9 (2021).
[1] Ahmad
Faidi, “Sistem Kekhalifahan dan Konstruksi Budaya Politik Arab” 13 (2018).
[2] Iwan Setiawan, “Peradaban Ilmu Andalusia : Masa Puncak dan Kehancurannya.” IAIN Syekh Nurjati Cirebon 9 (2021).
[3] Setiawan, “Peradaban Ilmu Andalusia : Masa Puncak dan Kehancurannya.”
[4] Setiawan, “Peradaban Ilmu Andalusia : Masa Puncak dan Kehancurannya.”
[5] Itsnawati Nurrohmah Saputri, “Daulah Umayyah di Andalusia dan Hasil Budayanya,” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 4 (2021).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar