Selasa, 21 Maret 2023

Peradaban Islam Di Spanyol

 

Peradaban Islam Di Spanyol



 

I.              Sejarah Penguasaan Islam di Andalusia/Spanyol

Pada masa pemerintahan Umayyah I dari Damaskus, pemerintahan Islam memasuki Andalusia untuk pertama kalinya, tetapi sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam menguasai Afrika Utara dan menjadi provinsi Umayyah. Pada masa Khalifah Abdul Malik pada tahun (685-705 M) mengambil kendali penuh atas Afrika Utara. Khalifah Abdul Malik menunjuk Hasan ibn Numan al-Ghasani sebagai gubernur wilayah tersebut. Pada masa pemerintahan Khalifah al-Walid, Hasan ibn Numan digantikan oleh Musay ibn Nushar. Pada masa pemerintahan al-Walid, Musay ibn Nushar memperluas wilayahnya dengan merebut Aljazair dan Maroko. Secara terpisah, dia menyelesaikan penaklukan bekas tanah barbar di wilayah pegunungan, berjanji bahwa mereka menyatakan kesetiaan mereka dan tidak menimbulkan malapetaka seperti sebelumnya, dan menjadi salah satu provinsi Kekhalifahan Umayyah. Butuh waktu 53 tahun. Dimulai dari tahun 30 H (pemerintahan Muawiyah bin Abi Sufyan) sampai tahun 83 H (pemerintahan Al-Walid). Sebelum ditaklukkan dan diperintah oleh Islam, wilayah tersebut merupakan basis kekuatan Kekaisaran Romawi, Kerajaan Gothic. Kerajaan ini sering memprovokasi penduduknya untuk memberontak dan menentang kekuasaan Islam. Begitu wilayah itu benar-benar terkendali, umat Islam mulai mengalihkan perhatian mereka ke penaklukan Spanyol.

Tiga pahlawan Islam yang akrab dengan peristiwa bersejarah ini adalah Tarif ibn Malik, Tariq ibn Ziyad dan Musay ibn Nushair. Tentu saja, pelaksana utama ekspansi Islam ke Andalusia pada tahun adalah Tariq ibn Ziyad. Dengan bantuan 12.000 tentara, Tariq dengan gagah berani menaklukkan kota-kota penting Andalusia seperti Granada, Toledo, dan Cordoba. Penyebaran Islam di Andalusia pada tahun ditentang oleh Raja Roderic, penguasa Andalusia saat itu. Namun demikian, pasukan Tariq perlahan mampu menahan Roderic. Pertikaian antara Raja Roderic dan Kristen Arya di Andalusia merupakan faktor lain yang memfasilitasi misi penaklukan Thariq. Konflik dimulai pada tahun dengan kebijakan Raja Roderick, yang memimpin rakyatnya untuk mempercayai Trinitas. Paksaan raja terhadap rakyat berakhir dengan penindasan terhadap orang-orang Kristen Arian. Karena kejadian ini, salah satu pemimpin Kristen Arian meminta bantuan kepada komandan Tariq ibn Ziyad. Perang antara Tariq ibn Ziyad dan Raja Roderick akhirnya pecah pada tanggal 19 Juli 711 M M di muara Sungai Barbae di tepi Laguna Janda. Pasukan Roderick jauh kalah jumlah, mencapai 25.000, tetapi komandan Tariq ibn Ziyad mampu menggulingkannya hanya dengan pasukan berjumlah 12.000 orang. Beberapa sumber menyebutkan bahwa kemenangan ini diraih terlepas dari kepintaran Thariq ibn Ziyad dalam pertempuran tersebut. Juga karena perpecahan kubu Raja Roderick Pengkhianatan lawan politik Roderick yang dipimpin oleh Uskup Opus menjadi faktor utama penyebab terpecahnya kubu Roderick. Dalam peristiwa itu, Raja Roderick terpaksa menerima kekalahan.[1]

 

  II.     Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol

 

Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol Bani Umayyah mewarisi kecakapan untuk memanfaatkan benda-benda yang masih bisa digunakan untuk membangun peradaban Umayyah di Andalusia. Abdurrahman juga membangun Rufasa, taman indah dengan pohon-pohon palem yang menjulang tinggi di Andalusia. Untuk mengimbangi kemegahan Masjidil Haram dan Masjidil Umar di Jerussalem yang dikuasai oleh Bani Abbasiyah, ia membangun Masjid Cordova pada 786 M, sebuah masjid yag tidak kalah indah, yang dibangun dari sisa-sisa Gereja peninggalan Ferdinand III. Abdurrahman II (821-852) membangun peradaban ilmu dengan mengimpor buku-buku ilmu pengetahuan dari Alexandria, Damaskus dan Bahgdad ke Andalusia.[2]

Masa Abdurrahman II ditandai dengan penemuan-penemuan di bidang teknologi yang sebenarnya diniatkan untuk memudahkan urusan ibadah kaum Muslim. Penemuan-penemuan teknologi ini melibatkan banyak komponen masyarakat, mulai dari pencarian literatur-literatur tentang teknologi sampai ke Baghdad, diantaranya terjemahan karya-karya Euclides The Element, Archimedes On the Sphere and Cylionde, Appolonius the Coniucs atau Ptolomy, Amagest. Peradaban Andalusia mengembangkan ilmu kesehatan, ilmu ukur, optika, arsitekstur dan ilmu bintang untuk penanggalan. Pasa masa itu Arsitektur menjadi salah satu puncak peradaban ilmu Andalusia.[3]

Pembangunan peradaban ilmu di Andalusia dapat maju karena beberapa faktor yang mendukung. Pertama, masa itu antara ilmu dan agama tidak terjadi pertentangan. Kedua, pembangunan peradaban ilmu di Andalusia memang memiliki keuntungan terhadap pengaruh ajaran-ajaran Islam yang meninggikan ilmu pengetahuan dan sedikit pengaruh pada warisan bangsa Visigoth. Ketiga, membangun peradaban ilmu di Andalusia, khususnya pada masa Abdurrahman I (756-788 M) sampai Al-Qasin Al-Ma’mun (1018-1021 M) mengalami masa damai dan kecil ada peperangan.[4] Diantara ekspansi ilmu pengetahuan pada masa kekuasaan di spanyol adalah filsafat, bahasa adan sastra, arsitektur, ekonomi dan lain-lain.[5]

 

III.          Kemunduran Peradaban Islam di Spanyol

Adapun yang menjadi faktor kemunduran Islam di Spanyol, terdapat beberapa penyebab bagi terjadinya kemunduran dan kehancuran Islam di Spanyol ialah sistem pengangkatan ke Khalifahan kurang jelas. Anggota keluarga bani Umayyah saling memperebutkan kekuasaan, mereka saling mengklaim dirinya bahwa merasa lebih berhak untuk menjadi khalifah, di samping itu pula boleh jadi dikalangan pembesar-pembesar kerajaan yang bukan dari kalangan mereka juga berambisi menduduki kekhalifahan. Sepeninggal Mulk Al-Mansur yang berkuasa sejak tahun 976-1003 M maka terjadilah kemelut yang berkelanjutan didalam perebutan kekuasaan sampai daulat Umayyah di Spanyol runtuh, peristiwa ini dalam tempo 29 tahun saja sepeninngal Mulk Al-Manshur yaitu antara tahun 393/1003 M dengan 422/1031 M. Semua kejadian tersebut menandakan bahwa peralihan dari satu khalifah ke khalifah berikutnya tidak ada peraturan yang mengikat, akibatnya di antara keluarga istana merasa punya hak untuk menduduki jabatan khalifah, sehingga dengan mudah terjadi perebutan kekuasaan di antara keturunan-keturunan bani Umayyah, yang datang kemudian lebih lemah dari pada yang terdahulu, perang saudara tak terhindarkan, padahal mereka sesama umat Islam. Terkait mundurnya peradaban Islam di spanyol meliputi, munculnya kerajaan-kerajaan kecil, fanatisme kesukuan, konflik sesama Muslim, konflik dengan Kristen, letak geograis yang terpencil, serta hapusnya islam di Andalusia.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Faidi. “Sistem Kekhalifahan dan Konstruksi Budaya Politik Arab” 13 (2018).

Saputri, Itsnawati Nurrohmah. “Daulah Umayyah di Andalusia dan Hasil Budayanya.” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 4 (2021).

Setiawan, Iwan. “Peradaban Ilmu Andalusia : Masa Puncak dan Kehancurannya.”.” IAIN Syekh Nurjati Cirebon 9 (2021).

 

                                                                                                            



[1] Ahmad Faidi, “Sistem Kekhalifahan dan Konstruksi Budaya Politik Arab” 13 (2018).

[2] Iwan Setiawan, “Peradaban Ilmu Andalusia : Masa Puncak dan Kehancurannya.” IAIN Syekh Nurjati Cirebon 9 (2021).

[3] Setiawan, “Peradaban Ilmu Andalusia : Masa Puncak dan Kehancurannya.” 

[4] Setiawan, “Peradaban Ilmu Andalusia : Masa Puncak dan Kehancurannya.”

[5] Itsnawati Nurrohmah Saputri, “Daulah Umayyah di Andalusia dan Hasil Budayanya,” UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 4 (2021).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerajaan Islam Zaman Penjajahan Belanda

KERAJAAN ISLAM ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA A. Peran Islam dan Kekuatan Pada Masa K olonial Sebelum Belanda datang ke Indonesia, Agama I...